Mindset Trading dan Investasi

Prinsip High Risk High Gain

Jika Anda ingin return besar maka risiko kehilangan asset juga besar. Contoh instrumen low risk yaitu deposito, obligasi, reksadana. Contoh instrumen high risk yaitu saham, crypto, forex. Tidak ada instrumen investasi yang memberikan return besar tapi risiko kecil, kecuali penipuan investasi bodong.

Seberapa Jauh Beda Low Risk dan High Risk

Contoh bunga deposito yaitu 3-5% per tahun, obligasi 6-9% per tahun. Risiko penurunan harga pada deposito hampir tidak ada, walaupun begitu secara tidak langsung masih terkena inflasi. Contoh gain saham lapis ketiga yaitu 10-35% per hari. Resiko penurunan juga bisa 10-35% per hari atau 7% ketika ada aturan ARB 7%.

Pemilihan Instrumen Low atau High Risk

Umur dan tanggungan keluarga bisa menjadi faktor penentuan pemilihan low atau high risk. Anak muda umur 20 tahunan yang masih kuliah dan tidak punya tanggungan keluarga bisa memilih instrumen yang high risk. Sedangkan orang sudah berumur 50 tahun dan memiliki tanggunan istri dan anak, akan lebih bijaksana kalau memilih instrumen low risk.

Rule of 110

Ada aturan yang mengatakan berapa banyak uang yang harus kita investasikan di saham berdasarkan umur. Aturan tersebut diberi nama aturan 110. Aturan 110 merupakan rule of thumb yang mengatakan bahwa persentase protfolio yang kita alokasikan di saham (atau instrumen lain yang high risk) yaitu harus 110 dikurangi umur kita. Contoh jika umur kita 30, maka kita harus alokasikan (110-30=80) 80% di saham dan 20% di obligasi.

Trader dan Investor

Trader memiliki waktu hold yang lebih singkat daripada investor. Urutan waktu dari yang paling cepat ke paling lama yaitu scalping, swing, invest. Untuk pemula mana yang paling baik? Mulai scalping dengan 1 lot dan investing pada akun RDN saham yang berbeda. Jangan terlalu lama menggunakan virtual account, karena psikologis menggunakan uang virtual dan uang beneran itu beda.

Referensi

Last updated